This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Woensdag 26 Januarie 2011

Agar Tetap Tersenyum di Kala Sakit

Hidayatullah.com--Manusia tidaklah selalu berada pada kondisi yang fit dan sehat. Hampir setiap manusia pernah mengalami keadaan yang namanya sakit. Karenanya, karunia berupa kesehatan selayaknya menjadikan manusia semakin bersyukur kepada-Nya bukan menjadikan takabur, apalagi menjadi kufur.

Sakit, hendakalah tidak dimaknai dengan berbagai macam penafsiran negatif. Sebab hal ini justru akan menggiring kepada perasaan su’udzan (buruk sangka) kepada Allah SWT, yang berakibat tidak saja memperlambat kesembuhan tapi juga mengundang kemurkaan-Nya.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya aku menuruti persangkaan baik para hamba kepadaku. Hendaklah ia berprasangka sekehendaknya. Apabila ia berprasangka baik, maka akan baik, apabila ia berprasangka buruk maka akan buruk pula.” (HR.Thabrani). Jika berbaik sangka kepada-Nya, maka Insya Allah segala kesulitan akan menjadi mudah. Rasa sakit yang berat akan terasa lebih ringan.

Memang, adakalanya penyakit itu menjadi cobaan, musibah, ataupun adzab. Namun, sebaiknya manusia tidak terburu memandang secara negatif. Hal yang perlu diperhatikan adalah mengambil hikmah dari semua itu. Setiap penyakit, bisa diambil hikmah dan faedahnya untuk memperbaiki kualitas hidup.
Agar sakit tidak membuat stres tapi justru membahagiakan, maka kita harus melakukan beberapa langkah;

Pertama, Husnudzan (berprasangka baik) pada Allah. Jika kita berprasangka baik kepada-Nya, maka Allah SWT pun akan husnudzan kepada kita. Hal ini yang kelak membawa konskuesi positif bagi kesehatan dan di akhirat nanti rahmat-Nya dapat direngkuh. Husnudzan ini merupakan energi untuk memulihkan kondisi si sakit.
Sebaliknya, bila kita menuduh Allah dengan hal-hal negatif – Allah tidak kasihan, kejam dan tidak adil – maka rasa sakit itu bisa bertambah parah. Sebab, menurut psikolog, orang sakit yang terus-terusan dihantui perasaan negatif (negative thinking), akan memperkuat penyakitnya dan memperlambat kesembuhan.

Kedua, menghambil hikmah dan introspeksi diri. Terkadang, sakit mampu menyadarkan seorang hamba pada hakikat kehidupan. Mengubah manusia menjadi sosok yang kata Rasulullah SAW hamba al-Kayyis (cerdas). Sebagaimana yang perdah disabdakan oleh Rasulullah SAW, hamba yang cerdas adalah adalah hamba yang meletakkan ibadah untuk akhirat menjadi prioritas utama dalam hidupnya.

Tak jarang orang jahat atau ahli maksiat berubah menjadi lebih religius setelah ia didera penyakit. Kesadaran ini terbangun setelah ia bisa introspeksi diri. Musibah atau penyakit yang diderita hakikatnya teguran Allah agar seseorang itu kembali kepada Allah. Suatu musibah yang dapat menyadarkan itu jauh lebih baik dari pada kesehatan yang melalaikan.

Tentunya, hamba yang mampu menggali hikmah dibalik sakit ini hanyalah hamba yang sabar dalam menghadapi serangan penyakit ini. Tanpa sabar, seseorang tak akan mampu menyibak hikmah dan fadhilah (keutamaan) penyakit yang dideritanya. Ia pun bahkan tidak dapat memperoleh apa-apa. Pahala tidak, kesembuhan pun barangkali bakal lebih lama.

Tidaklah semua musibah yang kita pandang buruk, akan buruk pula di sisi Allah SWT. Keburukan di benak manusia belum tentu kejelekan di sisi Allah. “Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).

Mengambil Hikmah

Selain akan membantu penyembuhan – dari sisi kesehatan, positive thinking memiliki nilai tak terhingga dari pada sembuh itu sendiri. Sebagian manusia barangkali memandang sakit sebagai sesuatu yang buruk. Tapi bagi manusia beriman, sudut pandang negatif itu tidak mendapat tempat. Sakit, baginya justru merupakan karunia. Inilah yang menyebabkan dia harus tetap tersenyum bahagia, meski sedang sakit.

Bagi yang sedang sakit, janganlah bersedih, sebab terdapat pahala yang lumayan besar bagi orang yang tertimpa sakit. Pertama, Pahala dan Ridha Allah mengalir kepada orang yang sakit. Rasulullah SAW bersabda:
إن عظيم الجزاء مع عظم البلاء، وإن الله إذا أحب قوما ابتلاهم، فمن رضي فله الرضى ومن سخط فله السخط

“Sesungguhnya besar pahala itu seimbang dengan besarnya musibah. Apabila Allah mencintai suatu kaum, maka ia akan mengujinya. Barangsiap yang ridha maka dia mendapat keridhaan dan barangsiapa yang benci, maka baginya murka Allah.” (HR.Tirmidzi)


Menurut hadis di atas, sakit adalah sebuah karunia. Sebab, kondisi itu adalah sebagai bentuk rasa sayang Allah kepada hambanya. Selama sakit –jika sabar menerimanya –dosanya akan diampuni. Dalam hadis yang lain Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang hamba sakit atau sedang bepergian, maka pahalanya tetap ditulis seperti ketika ia dalam keadaan sehat atau mukim.” (HR. Bukhari). Kesalahan-kesalah yang pernah diperbuat Insya Allah juga akan dilebur oleh Allah SWT:
وما أصبكم من مصيبة فبما كسبت أيديــكم ويعفوا عن كثير


“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu.” (QS. Asy-Syuraa:30).

Oleh karenyanya, orang sakit tidak perlu risau pahala ibadahnya berkurang. Seseorang shalat dengan berbaring – pada saat sakit – pahalanya sama besar dengan shalat orang normal. Allah SWT Maha Adil. Tidak akan membeda-bedakan pahala orang yang ibadahnya ‘tidak normal’.

Kedua, Sakit merupakan suatu kebaikan. Rasulullah SAW bersabda:
من يـــرد الله خيرا يصب منه

“Barang siapa yang dikehendaki Allah suatu kebaikan, maka Dia akan memberi orang itu cobaan.” (HR. Bukhari). Kebenaran sabda beliau sudah sering dibuktikan. Coba kita perhatikan betapa banyak orang yang fasiq, atau ahli maksiat, setelah tertimpa penyakit tertentu ia bertobat kembali ke jalan yang benar. Saat sakit mendera, ia bermuhasabah merenungi kehidupan dan menyadari segala kesalahan. Bahkan banyak pula kisah orang masuk Islam setelah ia sembuh dari penyakit. Ini merupakan kehendak Allah SWT kepada hambanya agar hambanya menjadi orang yang baik. Dalam hal ini sakit menjadi pintu hidayah Allah SWT. Maka seyogyanya, penderita sakit itu tidak stress dan depresi. Sebaliknya, patut disyukuri. Sebab, boleh jadi sakit itu membawanya ke pintu hidayah.

Ketiga, Meraih derajat yang tinggi. Dalam hadis dijelaskan bahwasanya cobaan itu dapat mengantar kepada derajat yang tinggi. “Ada seorang hamba yang meraih kedudukan mulia di sisi Allah bukan karena amalnya. Allah memberi cobaan dengan sesuatu yang ia tidak sukai hingga ia dapat meraih derajat mulia tersebut.” (HR. Abu Ya’la).

Tidak ada orang yang bebas penyakit. Sakit dan musibah adalah ketentuan Allah. Sakit bukan monopoli orang yang dianggap jelek. Semua manusia, para ulama dan Nabi pun mengalaminya.Bahkan para wali dan nabi paling berat cobaanya.
إن من أشد الناس بلاء الأنبـــياء، ثم الذين يلونهم، ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم

“Sesungguhnya manusia yang paling berat cobaannya adalah para nabi. Kemudian yang orang setelahnya, orang setelahnya (orang yang derajatnya dibawahnya).” (HR. Ahmad).

Semakin tinggi derajat seseorang, semakin berat cobaan yang diderita. Seorang mu’min yang ditimpa penyakit berat atau cobaan yang pedih tidaklah berarti menjadi pertanda bahwa ia tidak diridhai oleh Allah. Nabi Ayyub pun diberi cobaan yang paling berat. Tapi beliau orang yang tinggi di sisi-Nya.

Nabi Ayyub as adalah seorang Nabi yang patut dijadikan teladan bagi orang yang didera penyakit. Nabi Ayyub as adalah Nabi yang kaya raya serba kecupukan dan tubuh yang sehat. Tapi, suatu ketika Allah SWT mengujinya dengan memberi penyakit – sehingga kekuatannya hilang. Tidak hanya itu, hartanya pun lambat laun berkurang. Yang lebih menyakitkan lagi istri dan anak-anaknya meninggalkan beliau. Kenyataan ini beliau alamai selama kurang lebih delapan belas tahun.

Jadilah beliau seorang yang terhinakan. Namun, bukan maksud Allah SWT merendahkan Nabi-Nya. Derajat dan kedudukan di sisi-Nya bahkan meroket. Sebab beliau betul-betul menerima dengan kesabaran. Karena kesabarannya, Allah SWT mengembalikan semua yang hilang. Kekuatan, kesehatan, harta, istri, anak dan kerabat akhirnya kembali kepada beliau.

Belajar dari kisah tersebut, kita sepatutnya menyadari bahwa kasih sayang Allah SWT itu begitu besar. Kasih sayang tidak selalu diwujudkan dalam bentuk harta melimpah, kekuatan dan kesehatan yang prima. Namun, terkadang Allah SWT mewujudkan perhatiannya dalam bentuk sesuatu yang menurut manusia ‘hina’ yaitu penyakit. Bahkan seringkali Allah malah mengadzab hambanya dengan memberi kekayaan.

Dengan kekayaan itu, si hamba terjerumus dalam kubangan maksiat. Sebaliknya betapa banyak kisah seseorang menjadi lebih salih setelah sembuh dari penyakit. Ini menunjukkan kenikmatan itu bisa menjadi laknat, dan penyakit berubah menjadi rahmat.

Maka, hendaklah kita mengingat-ingat perbuatan ketika sehat dahulu. Agar bisa berintrospeksi diri untuk lebih mensyukuri nikmat kesehatan dan menambah semangat untuk bersabar dan sembuh.[Kholili Hasib]

Dakwah di Amerika, Ilmu Syar’i Saja tak Cukup

Dakwah tak cukup dengan ceramah, tapi perlu dengan kerja nyata dan mem bangun relasi dengan semua pihak, termasuk komunitas non-Muslim.

Dai asal Indonesia, Ustaz Syamsi Ali, menorehkan prestasi dakwah yang cukup gemilang di Amerika, tepatnya di New York. Menurutnya, menjadi seorang imam di AS telah memberikan nilai tambah tersendiri, mengingat komposisi komunitas Muslim di negara adidaya itu didominasi oleh tiga kelompok, yaitu dari Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika termasuk Afro Americans.

Menurutnya, justru karena berasal dari Indonesia, ia malah mendapat banyak kemudahan untuk bergerak ke semua jantung komunitas itu. ”Saya mudah diterima oleh warga Arab, Asia Selatan, dan Afrika,” katanya.

Karena banyaknya jumlah umat Islam dari tiga kawasan di AS itu, sejauh ini masyarakat Amerika masih mempersepsikan Islam dengan Timur Tengah, Asia Selatan, atau Afrika. Namun, keberadaan Syamsi Ali di AS, seperti yang diakuinya, secara langsung banyak mengubah persepsi itu.

Syamsi merasa bangga dapat mewakili negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia. Dalam berbagai forum pun, ia tidak canggung-canggung untuk tampil dan memberikan kontribusi. ‘’Hal itu saya lakukan untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara besar,’’ katanya kepada Ali Rido dari Republika. Berikut penjelasan Syamsi Ali tentang latar belakang dakwah dan kiprahnya membangun komunitas Muslim di Amerika.

Bagaimana perjalanan dakwah Anda hingga sampai ke New York, AS?
Setamat dari Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah di Makasar 1988, saya melanjutkan studi ke luar negeri, tepatnya di Islamabad, Pakistan. Cukup lama, dari tahun 1988 hingga 1994. S1 di bidang Tafsir dan S2 di bidang Perbandingan Agama.
Setamat dari Pakistan, tiba-tiba saya mendapat tawaran untuk menjadi guru di sebuah institusi dakwah di kota Jeddah, Arab Saudi, tahun 1994. Di sinilah saya mulai banyak berinteraksi dengan non-Muslim. Hampir 50 persen penduduk kota Jeddah itu adalah non-Muslim.
Di akhir kontrak saya sebagai pengajar di Jeddah, di salah satu musim haji, saya diminta oleh KJRI Jeddah untuk mengisi pengajian manasik haji untuk haji luar negeri di KJRI. Kebetulan yang hadir ketika itu adalah Bapak Dubes, Nugroho Wisnumurti, Wakil Tetap RI untuk PBB di New York. Saat itu, beliau juga kebetulan menjadi penasihat pengurus Masjid Indonesia di New York. Beliaulah yang sebenarnya menawarkan saya, jika saya berminat ke Amerika, tepatnya di kota New York.
Maka, di awal tahun 1996 saya pun menginjakkan kaki di Amerika sebagai staf di PTRI New York. Di sinilah kemudian saya mengembangkan sayap ke berbagai kegiatan dakwah. Saya mulai membina masyarakat Muslim Indonesia di masjid Al-Hikmah –masjid masyarakat Indonesia–, menjadi Ketua Pawai Tahunan Muslim, mendirikan Imams Council, dan lain-lain.

Bekal ilmu apa saja yang Anda perlukan untuk berdakwah di New York?
Tentu ilmu-ilmu dasar terkait dengan Islam. Alquran dan sunah merupakan keharusan bagi semua dai di mana saja mereka melakukan kewajibannya.Tapi, untuk Amerika Serikat dan tentunya Eropa secara umum, ilmu syar’i sangat tidak cukup jika tidak dibarengi dengan ilmu-ilmu ‘realita’ lainnya. Maksud saya, seorang dai di AS harus mampu membekali diri dengan pengetahuan yang cukup tentang lingkungan dan bagaimana berinteraksi dengan lingkungan tersebut.
Orang-orang Amerika tentunya punya bahasa, tidak hanya bahasa komunikasi, tetapi juga yang paling penting adalah bahasa kultur, politik, bahkan bahasa ekonomi, dan pasar. Seorang dai di AS tidak dibatasi oleh dinding-dinding masjid, tapi menuntut pergaulan yang luas dan luwes, sehingga ajaran Islam ini dengan mudah terserap ke mindset yang sesuai.

Selain memberikan ceramah keagamaan, apa saja aktivitas Anda?
Ceramah bukan kegiatan utama saya dalam berdakwah. Ceramah saya dalam dakwah ini tidak lebih dari 25 persen. Justru yang paling banyak adalah membangun fondasi komunitas Muslim Amerika.
Tugas membangun fondasi ini dilakukan dalam banyak bentuk. Mulai dari merancang program untuk komunitas, terutama untuk anak-anak muda dan remaja, membangun networking antarkomunitas Muslim dengan berbagai ragam, kurikulum sekolah Islam, termasuk weekend school, hingga kepada kegiatan yang bersifat sosial budaya, seperti pawai tahunan Muslim kota New Yok yang dihadiri ribuan umat setiap tahunnya.
Namun, di antara kegiatan saya yang paling menonjol dan tidak banyak dilakukan oleh pemimpin Muslim lainnya adalah membangun relasi dengan komunitas lainnya. Saya di Kota New York memang dikenal sebagai sosok imam yang mampu menembus batas-batas ras, suku, dan agama. Artinya, saya dekat dengan semua Muslim dari beragam suku dan latar belakang.

Bagaimana hubungan Anda dengan tokoh-tokoh agama lain?
Di New York, saya dikenal aktif di kegiatan lintas iman. Sejak peristiwa 11 September, saya melihat bahwa tidak mungkin umat ini akan mampu menyelesaikan ‘miskonsepsi’ hanya dengan ceramah di mimbar-mimbar masjid. Dan tidak mungkin akan bisa diselesaikan dengan mengandalkan diri sendiri. Kita perlu reaching out ke berbagai pihak, dan bahkan perlu membangun kerja sama dalam rangka merubah ‘miskonsepsi’ tersebut.
Saya kemudian melakukan komunikasi dengan tokoh-tokoh Kristen, Katolik, bahkan Yahudi di kota New York. Selama hampir 10 tahun terakhir, sudah banyak kegiatan antaragama yang pernah saya lakukan. Di antaranya adalah mewakili umat Islam dalam acara Pray for America di Yankee Stadium dan Diskusi Pembangunan Berkesinambungan di Gedung Putih dengan para pemimpin agama lainnya.
Sejak tiga tahun terakhir, saya mencoba membangun relasi dengan tokoh-tokoh Yahudi. Tujuannya adalah mencoba menepis anggapan bahwa umat ini membenci Yahudi karena agamanya. Saya kira kita semua sepakat bahwa konflik Timur Tengah merupakan akar permasalahan antarkedua komunitas ini.
Jadi, hubungan saya dengan tokoh-tokoh agama lainnya, Yahudi, Kristen, Katolik, bahkan Hindu dan Buddha, sangat baik. Mereka memiliki confidence terhadap saya sehingga saya diberikan kesempatan luas untuk memberikan ceramah agama di institusi-institusi yang mereka miliki.

Sikap pemerintah AS terhadap kegiatan dakwah Anda?
Salah satu keunikan utama AS adalah penghormatan sepenuhnya kepada semua orang untuk melakukan agamanya bahkan mengampanyekan (jika istilah ini cocok) dengan agama masing-masing. Oleh karenanya, berdakwah di AS dijamin oleh undang-undang, selama itu dilakukan dalam koridor hukum yang ada.
Saya tidak mengingkari adanya pihak-pihak yang mungkin khawatir dengan perkembangan Islam di AS. Tapi, saya juga yakin bahwa pemerintah AS tidak akan melakukan sesuatu yang nantinya dianggap diskriminatif terhadap agama tertentu.

Anda tentu dituntut untuk menjelaskan hakikat Islam kepada masyarakat non-Muslim. Bagaimana Anda menjelaskan hal ini pasca peristiwa 11 September?
Partama, kita perlu perjelas sekali lagi bahwa peristiwa 11 September adalah tragedi kemanusiaan. Semuanya, termasuk umat Islam harus mengutuknya. Namun, respons yang terjadi kemudian, termasuk perang Irak, adalah tragedi kemanusiaan yang seharusnya ditentang bersama. Apa yang dilakukan oleh Presiden Bush ketika itu jelas-jelas bertentangan dengan hukum, termasuk hukum AS sendiri dan hukum internasional.
Selanjutnya, kita pahami bahwa tingkat kesalahpahaman kepada agama dan komunitas Muslim sangat tinggi setelah 11 September. Untuk itu, menghadapinya bukan sekedar ceramah-ceramah konvensional di masjid-masjid, tetapi memerlukan pendekatan komprehensif dan dengan profesionalitas yang matang.
Apa yang selama ini saya lakukan, selain tentunya melakukan berbagai pendekatan pendidikan, seperti ceramah-ceramah di gereja, sinagog, sekolah-sekolah dan bahkan kantor-kantor pemerintahan, juga kami lakukan pendekatan kepada media yang kira-kira ‘less hostile’.
Selain itu, saya buktikan dengan kerja nyata dalam membangun relasi dengan komunitas lain. Penjelasan bahwa Islam itu bersahabat tak cukup dengan ceramah, tapi perlu dengan kerja nyata dengan membangun relasi dengan semua, termasuk komunitas non-Muslim.
Memang tidak mudah, tapi alhamdulillah, upaya-upaya kita selama ini sudah mulai menampakkan hasilnya. Saya lebih optimistis lagi bahwa dalam tahun-tahun ke depan, Islam akan semakin dikenal dan kaum Muslimin di satu sisi juga akan menyadari urgensi untuk membangun relasi dengan para tetangganya.

Di mana letak perubahan kehidupan keagamaan masyarakat Muslim New York, dari sebelum Anda berdakwah dan setelah Anda berdakwah di tengah mereka?
Barangkali ada dua hal yang mendasar dari perubahan itu. Pertama, bahwa tragedi 11 September mengubah prilaku umat, khususnya dalam menyikapi tetangga-tetangga non-Muslim. Sebelum 11 September, masjid-masjid yang ekslusif cenderung tidak membuka diri dengan tetangga.
Hal ini menjadikan banyak tetangga yang kemudian curiga terhadap mereka dan kegiatan mereka. September 11 mengubah semua itu. Masjid-masjid membuka diri, berbagai kegiatan lintas iman diadakan secara rutin.
Kedua, tragedi 11 September juga merubah komposisi masyarakat Muslim AS. Sebelum peristiwa itu, pertumbuhan masyarakat Muslim masih didominasi oleh imigrasi Muslim dari negara-negara Muslim. Tapi, setelah peristiwa tersebut, peraturan imigrasi diperketat oleh pemerintah AS.
Namun sebaliknya, justru banyak masyarakat Amerika yang masuk Islam. Bagi saya, ini sebuah tren yang baik karena generasi baru Islam bukan lagi imigran, yang biasanya selalu merasa jadi tamu di negara sendiri.
Kedua kecenderungan itu semakin menambah solidaritas masyarakat Muslim Amerika, dan bahkan saya yakin bahwa ke depan Muslim Amerika akan menjadi bagian integral masyarakat Amerika yang memberikan kontribusi positifnya. Ini sudah mulai tampak di berbagai tingkatan kehidupan, baik di bidang politik, ekonomi, budaya, sosial, maupun keilmuan dan militer.

Bagaimana Anda yakin masyarakat Muslim AS bisa berkontribusi positif dalam membangun negaranya?
Kalau kita mempelajari sejarah imigran di Amerika, seperti imigran Yahudi, Italia, Irish, dan lain-lain maka imigran Muslim sebenarnya berada pada posisi yang sangat menguntungkan. Puncak tantangan bagi masyarakat Muslim adalah 11 September. Namun, dengan lancar dan dalam waktu yang singkat semua itu dapat dilalui dengan baik.
Misalnya, bandingkan dengan imigran Yahudi. Hingga ratusan tahun mereka harus hidup dalam suasana yang tidak menyenangkan. Apa yang disebut antisemitic ketika itu sangat tinggi, dan mereka diperlakukan sangat tidak manusiawi. Tapi kini, mereka menjadi masyarakat yang terhormat.
Maksud saya, ini hanya masalah waktu saja. Sebenarnya kalau kita melihat komposisi masyarakat Amerika dari sudut pengelompokan agama, umat Islam berada pada posisi yang menyenangkan. Rata-rata relatif muda, terdidik, memiliki penghasilan yang rata-ratanya lebih tinggi dari rata-rata penghasilan masyarakat Amerika. Yang lebih penting, mereka sudah memainkan peranan sosial politik yang cukup menentukan. Ada dua orang anggota Kongres yang Muslim, yaitu penasihat presiden Obama dan seorang wanita keturunan Mesir.
Saya sangat optimis, seiring Islam yang sudah mulai dipersepsikan oleh masyarakat Amerika secara lebih positif, umat Islam akan dengan lancar menjalin proses ‘integrasi positif’ ke dalam mainstream Amerika. Pada akhirnya akan memberikan kontribusi-kontribusinya secara positif kepada negara dan bangsa ini di masa depan.
Sumber berita : Koran republika online

Hidup Islami dengan Teknologi

Syariah Publications. Kemajuan teknologi, khususnya di bidang Teknologi Informasi atau sering disebut TI benar-benar spektakuler pada dua dasawarsa terakhir. Ramalan Bill Gates, “raja” software dari Amerika Serikat benar-benar terbukti. Tahun 1990-an terjadi booming di dunia komputer dan internet yang sebelumnya hanya dipakai di kalangan terbatas.

Kampung dunia pun benar-benar terjadi. Batas-batas negara dan ideologi seakan-akan telah terhapuskan. Kini, kita bisa berkomunikasi langsung face to face dengan berbagai orang dari seluruh dunia. Biayanya, sangat murah. Hanya sebesar biaya akses internet.

Terhapusnya batas-batas negara dan ideologi inilah yang pada akhirnya memunculkan masalah. Negeri-negeri Barat seperti AS, Inggris, Perancis, dan sekutunya yang memimpin perkembangan teknologi dunia saat ini, berideologi sekuler liberal. Sementara itu, negeri-negeri Timur seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan, dan lain-lain berlatar belakang ideologi Islam.

Masyarakat Barat yang pada awalnya awam terhadap ilmu-ilmu Islam, kini dengan mudah bisa mengakses sumber-sumber ilmu keislaman. Tidak mengherankan jika banyak bule yang sudah fasih membaca Al Quran. Kemajuan teknologi memudahkan mereka menemukan hidayah dengan masuk Islam.

Di sisi lain, masyarakat Timur seperti Indonesia, dengan mudah bisa mengakses sumber-sumber ilmu dan kebudayaan dari Barat. Kita bisa dengan mudah mengakses berbagai perpustakaan digital (digital library) yang disediakan berbagai universitas di luar negeri. Sayangnya, kemudahan akses ini tidak selalu dikawal dengan pemahaman Islam yang baik. Oleh karena itu, banyak remaja kita yang saat ini menghabiskan waktunya “menongkrongi” layar komputer, bukan untuk mengakses informasi dan ilmu bermanfaat, tetapi justru mengakses salah satu sampah peradaban Barat, yaitu pornografi.

Repotnya, regulasi pemerintah sampai saat ini belum jelas benar. Belum terlihat upaya serius untuk mencegah (mengeblok) situs-situs berkategori XXX tersebut. Padahal, sebenarnya hal itu mudah dilakukan.

Sikap Umat Islam

Terkait hadirnya ilmu dan budaya dari Barat, umat Islam terpecah dalam tiga golongan pendapat.

Pertama, mereka yang menerima sepenuhnya Barat. Mereka berpendapat, saat ini pemimpin dunia adalah Barat. Kalau kita ingin maju, maka kita harus menerima sepenuhnya semua yang datang dari Barat.

Kedua, mereka yang menolak sepenuhnya Barat. Kalangan ini mengatakan bahwa bangsa Barat adalah kafir sehingga haram hukumnya umat Islam meniru bangsa Barat, baik sedikit ataupun banyak.

Ketiga, mereka yang menerima Barat dalam bidang tertentu, tetapi juga menolak dalam bidang tertentu. Kalangan ini mengatakan bahwa bangsa Barat memang kafir, tetapi tidak semua hal yang dibawa orang kafir pasti jelek. Diperlukan filter untuk menyaring mana yang boleh ditiru dan mana yang harus ditolak.

Dari ketiga pendapat di atas, kami cenderung setuju pada pendapat ketiga. Pembahasan penting berikutnya adalah, bagaimana penyaringan itu?

Strategi Penyaringan

Secara faktual, kita menemukan dua hal yang berbeda dalam pembahasan peradaban, yaitu pemikiran (hadlarah) dan benda (madaniyah), baik madaniyah khas (terkait hadlarah) maupun madaniyah umum (tidak terkait hadlarah).

Penjelasan ringkas masing-masing istilah di atas adalah sebagai berikut. Hadlarah adalah sekumpulan pemahaman tentang kehidupan. Sifatnya khas, sesuai dengan pandangan hidup (ideologi) yang dianut. Sedangkan madaniyah adalah bentuk-bentuk fisik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Madaniyah bisa bersifat khas (untuk umat tertentu), bisa pula bersifat umum (untuk seluruh umat manusia). Madaniyah yang dihasilkan dari hadlarah bersifat khas, misalnya film porno, sex toys, dan ATM kondom. Madaniyah yang dihasilkan oleh kemajuan sains dan perkembangan teknologi adalah madaniyah yang bersifat umum. Madaniyah umum ini tidak dimiliki secara khusus oleh suatu umat tertentu, akan tetapi bersifat universal. Contohnya adalah komputer, PDA, handphone, internet, dan lain sebagainya.

Hadlarah asing dan madaniyah khas asing termasuk suatu hal yang wajib dijauhi umat Islam. Peniruan dan penyebarannya berarti tindak kemaksiatan terhadap Allah. Sementara itu, madaniyah umum boleh untuk diambil dan ditiru.

Selain itu, kita juga harus memahami perbedaan antara ilmu dengan tsaqofah. Sebagian umat Islam mengatakan bahwa pengetahuan khas Barat seperti ilmu politik sekuler, ekonomi neo liberal, dan lain sebagainya dianggap sama universalnya dengan sains dan teknologi. Ini adalah kekeliruan besar. Faktanya, berbagai pemikiran politik dan ekonomi dari Barat sarat dengan nilai-nilai khas ideologi kapitalisme sekuler liberal (yang sudah diharamkan penyebarannya oleh MUI melalui salah satu fatwanya). Sangat berbeda dengan ilmu-ilmu kedokteran, kimia, fisika, dan astronomi.

Aplikasi Teknologi Dakwah

Saat penyebaran kemaksiatan semakin maju dan canggih, maka seharusnya dakwah lebih maju dan lebih canggih. Oleh karena itu, sikap ogah-ogahan dalam mempelajari teknologi adalah salah. Mempelajari teknologi termasuk fardlu kifayah bagi umat Islam.

Kemajuan teknologi bisa kita manfaatkan untuk kemajuan dakwah. Berikut ini kami sampaikan beberapa contoh aplikasi teknologi yang mendukung dakwah.

1. Website dan Webblog Islami

Website dan webblog termasuk salah satu media dakwah yang efektif. Ratusan juta manusia di seluruh dunia mengakses internet dan jumlahnya semakin bertambah dari waktu ke waktu. Beberapa website Islami dengan segmen remaja yang baik untuk dikunjungi adalah : www.studia-online.com, www.islamuda.com, dan www.muslimuda.com. Webblog Islami : www.famhar.multiply.com (teknologi dan dakwah), www.konsultasi.wordpress.com (konsultasi agama), dan www.fervorspirit.blogspot.com (motivasi hidup).

2. Film Islami

Film juga efektif untuk penyebaran ilmu Islam. Orang-orang Barat telah lama memproduksi film untuk tujuan penyebaran ilmu pengetahuan, seperti The Discovery Channel, National Geographic, BBC London, dan lain sebagainya. Saat ini juga telah muncul film-film pengetahuan yang Islami, misalnya film-film produksi Harun Yahya (OKUR Production), Khilafah Publications, An Nahda Production, Media Islam Gemilang (MIG), dan El Moesa Production.

3. Digital Library

Sesuai namanya, Digital Library adalah Perpustakaan Digital. Tidak seperti lazimnya perpustakaan yang menampung bertumpuk-tumpuk buku (kertas) seperti yang selama ini kita kenal, Digital Library sangat berbeda. Ia menampung sumber-sumber ilmu pengetahuan itu dalam format digital, misalnya ebook. Bentuknya bisa bermacam-macam, bisa berupa website bisa juga berupa CD. Salah satu contoh produknya adalah CD Digital Journal Al Manar yang diproduksi oleh mahasiswa-mahasiswa Islam yang tergabung dalam Digital Library Project Community, Fisipol UGM.

4. Software Islami

Berbagai software Islami sangat membantu kita yang ingin hidup Islami. Beberapa contohnya adalah : The Holy Qur’an Program (Al Quran dan terjemahnya), Hadith Encyclopedia (kumpulan sembilan kitab hadits, yang memuat 62.000 hadits, setara dengan 25.000 halaman buku yang lengkap dengan penjelasannya), Masjid 2000: Ensiklopedi Masjid Se-Indonesia, Shollu (jadwal sholat dan penyuara adzan), Mawaqit Shalah (pengingat waktu sholat, aplikasi berbasis Java untuk HP), Hijri (penunjuk tanggal hijriyah, aplikasi berbasis Java untuk HP), dan masih banyak lagi.

Teknologi bak pisau bermata dua. Pemegangnyalah yang menentukan apakah akan digunakan untuk kebaikan dan pembelaan terhadap Islam ataukah justru untuk menikam kaum muslimin sendiri. Insya Allah, kita semua bisa mulai mengaplikasikan teknologi dakwah ini dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu a’lam bishshowab


Oleh : Farid Ma’ruf (Praktisi Cyber Dakwah, Pengelola Jaringan Situs Syariah Publications)

* Makalah disampaikan dalam Seminar Remaja dan Teknologi dengan tema “Teknogrogi? Nggak Banget…” yang diselenggarakan oleh Lembaga Studia bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis 28 Juni 2007 di Ruang Seminar Gedung AR Fakhruddin, Kampus Terpadu UMY.

Donderdag 20 Januarie 2011

Jika Anda Bingung

Sering orang mengatakan “Saya bingung” terlalu banyak pilihan. Banyak partai, bingung mau milih yang mana. Banyak peluang bisnis, bingung mau fokus yang mana. Banyak strategi bisnis, bingung mau menerapkan yang mana.

Anda pernah mengalaminya? Atau bahkan sedang mengalaminya?

Jika jawaban ya, artinya ada sesuatu yang perlu dibenahi dalam pemikiran Anda. Informasi yang banyak juga diterima oleh orang-orang sukses, tetapi mereka mampu memilih yang terbaik. Kenapa? Karena mereka memiliki kualitas pemikiran tertentu. Apa kualitas pemikiran tersebut?

Jangan Berhenti Karena Bingung

Anda tidak tahu segalanya. Ilmu itu sangat luas. Maka jika Anda merasa bingung, itu adalah wajar. Semua orang akan bingung saat menemukan sesuatu yang baru, menemukan banyak pilihan, atau menemukan banyak informasi. Namun, yang terpenting adalah jangan sampai bingung menghentikan Anda untuk berusaha. Banyak orang yang bingung kemudian dia menjadi berhenti untuk belajar dan mendapatkan informasi. Ini yang salah!

Saat Anda berhenti belajar dan mendapatkan informasi, ini adalah sebuah kerugian besar. Dunia cepat berubah, jika Anda ketinggalan informasi maka Anda akan tergilas oleh perubahan. Cara atau strategi yang bekerja hari ini, belum tentu akan bekerja besok hari. Jika Anda tidak mengupdate informasi, artinya Anda seperti tempurung dalam katak, eh, katak dalam tempurung. :)

Bingung? Terimalah

Ada yang berkata, semakin banyak kita belajar kita akan sadar bahwa banyak hal yang belum kita ketahui. Jadi, tidak mungkin kita mengetahui segalanya. Terima saja bingung karena itu adalah proses dari belajar. Jika tidak bingung, artinya Anda sudah tahu segalanya atau merasa tahu segalanya. Padahal itu tidak mungkin.

Semua orang mengalami kebingungan. Yang membedakan orang sukses dan tidak adalah bagaimana menyikapi kebingungan tersebut. Terima saja.

Tidak semua harus ada jawabannya. Anda boleh menyimpan pertanyaan-pertanyaan yang belum ada jawabannya. Carilah jawaban, belajar terus, dan suatu saat Anda akan menemukannya.

Jangan menghindari bingung, menghindari bingung artinya Anda menutup diri untuk belajar dan menerima informasi terbaru.

Bingung Terlalu Banyak Pekerjaan?

Dalam bekerja atau berbisnis, pastinya kita akan mendapatkan tambahan tugas secara terus menerus. Kemudian akan banyak ide-ide baru untuk menjalankan bisnis atau bekerja dari informasi yang terus Anda dapatkan. Lalu, harus bagaimana? Stress?

Tidak perlu stress, sebenarnya ada caranya untuk mengatasi overload tersebut. Saya menjelaskannya pada Modul 7 Revolusi Waktu yang pada intinya ialah kita mencatat dan mereview tugas dan informasi tersebut. Kemudian putuskan mana yang akan kita kerjakan.

Kesimpulan

Bingung adalah sesuatu yang wajar. Yang penting jangan menyerah, tetaplah belajar, dan miliki kemampuan bagaimana mengelola informasi yang banyak sehingga kita tetap mendapatkan update perkembangan jaman dan memetik manfaatnya tanpa harus bingung.


http://www.motivasi-islami.com

Lebih Cerdas dengan Berkata Jujur

Oleh :Kholili Hasib
Menurut seorang psikolog orang yang sering berkata tidak jujur (bohong), lambat laun menjadi kebiasaan yang sulit dihambat. Bila tidak berbohong terasa ada keberatan dalam jiwanya. Maka terbiasalah ia berdusta. Seolah jika tidak berdusta mulutnya terasa gatal.

Pertama kali seseorang berbuat dusta atau berbohong, biasanya ia akan merasa menyesal. Akan tetapi, ketika perbuatan bohong atau dusta itu sering dilakukan beberapa kali, ia akan merasa biasa saja, bahkan mulai pudar rasa penyesalannya.

Kebiasaaan ini akan merugikan pribadi dan agamanya. Misalnya, dalam pergaulan ia bisa dijauhi orang lain. Bagi agama, perbuatan itu berimplikasi pada kadar keimanan.

Seorang ulama bernama Syeikh Abu Sa’id al-Qarsyi pernah mengatakan, “Orang jujur itu adalah orang yang mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Sehinga ia tidak pernah malu mengakui kelemahan dirinya.”

Sikap jujur akan mengisi energi ke dalam pikiran intelektualitas sekaligus spiritualtias. Sifat ini mampu memberi energi positif untuk pengembangan keilmuan dan intelektualitas. Lebih-lebih, bagi seorang ilmuan. Jujur, menjadi faktor kemajuan intelektualitasnya.

Peneliti sejati bukanlah yang selalu menjiplak karya orang atau mengutip secara tidak jujur. Kebiasaan buruk ini justru menurunkan derajat intelektualitasnya. Menjadi peneliti yang baik, mesti mengakui kelemahannya, jika tidak, dia tidak menghasilkan karya yang baik.

Pengakuan akan kelemahan inilah yang kadang kala tidak ringan dilakukan. Sebagaiman anasihat Syeikh al-Qarsyi, “seharusnya seorang ilmuan tidak malu jika kelemahannya diketahui.” Sebab, dengan terbukanya kelemahan, berarti akan ada kesempatan untuk memperbaikinya.

Sebaliknya jika dia tidak jujur mengakui kelemahan, namun tetap kukuh menutupi ke-jahilan-nya, maka pintu untuk mengembangkan diri menjadi pintar tertutup. Tak ada kesempatan untuk tingkatkan derajat keilmuannya karena merasa sudah intelek. Jadilah ia seperti katak dalam tempurung. Ketidak jujuran menghasilkan keangkuhan. Keangkuhan berakibat satisnya tingkat keilmuannya.

Jujur dan kematian

Implikasi sikap jujur memiliki dua dimensi. Pertama, Meningkatkan kinerja seseorang dalam pekerjaannya. Kejujuran itu merupakan inti emotional quotient (kecerdasan emosional). Para peneliti menemukan bahwa kecerdasan emosional adalah faktor paling utama menentukan kesuksesan bekerja. Ini adalah sikap cerdas pada dimensi dunia.

Kedua, cerdas pada dimensi akhirat. Di sini, sikap jujur adalah buah dari keimanan yang sempurna. Karena sempurna imannya, maka ia tidak menyia-nyiakan perilakunya. Ia memprioritaskan perilakuknya kepada yang hal yang bermanfaat. Ia sadar bahwa berbohong tidak menguntungkan dalam berkawan, lebih-lebih akan merugikan nasib di akhirat.

Makanya, ia tidak sembarangan menjalani setiap detik nafas hidupnya, tidak main-main dengan gerak-gerik perilaku dan ucapannya.

Dalam sebuah hadis dijelaskan, “Orang yang cerdas ialah orang yang mengendalikan dirinya dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian.” (HR Tirmidzi). Inilah arti kecerdasan yang sesungguhnya.

Hal ini menguatkan pendapat Syeikh ‘Abdul Qadir al-Jilaniy, bahwa akhlak terpuji selalu tergantung dengan konsep keimannannya, sebagaimana ditegaskan oleh Imama al-Wasithy, bahwa jujur itu sebenarnya adalah kebersihan tauhid.

Sehingga dengan mengikuti nasihat Imam Abu Sa’id al-Qarsyi di atas, maka seorang muslim yang shiddiq (jujur) selalu ingat kematian, setiap aktifitasnya selalu dipertimbangkan, apakah membawa manfaat untuk bekal setelah nyawa ini dicabut atau tidak. Inilah yang disebut manusia cerdas.

Ketidakmampuan dan kelemahan diri juga mesti diakui. Pengakuan ini akan menjadi pemacu semangat berbenah diri.

Ketidakjujuran dalam mengakui kelemahan atau kekurangan sering terjadi pada banyak orang. Maka sering pula sebagian orang melontarkan kata-kata sombongnya, “Saya sudah baik, tabungan pahala lumayan, tak perlu dinasihati dan tak butuh nasehat Anda.”

Sebaliknya, seorang yang jujur mengakui kelemahan yang ada dalam dirinya, selalu merasa masih banyak dosa, memerlukan bimbingan, banyak belajar dan akan terus berpacu menyempurnakan segala kelemahannya.

Inilah yang bernama riyadlah. Berat memang. Kecuali bagi orang yang jujur dan tawadlu’. Sedangkan orang yang angkuh, berat untuk mengakui kelemahan diri, dan berusaha menutupinya agar disebut manusia sempurna. Orang jenis ini ini menipu dirinya. Ia Ingkar pada hati nurani.

Makanya, untuk mencapai kesempurnaan, hati perlu mengakui akan kesalahan. Pengakuan ini bisa kita mulai dengan mengkalkulasi dosa setiap harinya. Sediakan waktu sejenak untuk bermuhasabah. Berapa kali kita lakukan dosa hari ini? Kemudian bandingkan, seberapa banyak syukur kita pada Allah SAW?

Jika kita masih tetap saja kukuh membohongi diri, maka perlu dicatat, mulut tak akan bisa berbohong di alam kubur kelak. Segalanya akan berlaku sebagaimana adanya kondisi seseorang. Lebiha baik jujur di dunia dengan menerima hinaan manusia, daripada kita tutupi diri untuk mengesankan sebagai orang ‘hebat’ di dunia, akan tetapi di akhirat disiksa.

Walau sepintar apa kita di dunia, bila kita inkar pada-Nya, mulut kita yang dulu pintar tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi pertanyaan malaikat Munkar Nakir, kecuali sebagaimana adanya. Kita tak mungkin bermanipulasi pada waktu itu. Semua jasad kita akan menjadi saksi kebohongan-kebohongan. Jadi berbohong menjadi energy negatif yang akan menghancurkan kehidupan kita. Na’udzu billah mindzaalik.[hidayatullah.com]

Hakekat Do'a dan Tempat mustajab berdo'a

Do’a hakikatnya adalah penuntun kita untuk mengubah diri. Hidup kita tidaklah hitam-putih sebagaimana televise zaman dahulu.Ia tidak pula sestatatis laut mati, namaun senantiasa bergerak, penuh dengan tantangan dan kebutuhan. Melalului kedua hal inilah Allah hendak menguji, mana hamba yang tetap dalam fitrah kesucian dan mana yang tidak. Lewat runtutan musibah ini, Allah SWT, hendak membaguskan pribadi kita. Bagusnya pribadi yang berawal dari perubahandiri, perubahan diri inilah yang menjadi esensi dari do’a yang kita panjatkan. Ibn Atha’illah menuturkan dalam kitabnya yang terkenal Al- Hikam.
“Bagaimana engkau menginginkan sesuatu yang luar biasa padahal engkau sendiri tak mengubah dirimu dari kebiasa-anmu? Kita banyak meminta dan banyak berharap kepada Allah, tetapi sibuknya meminta kadang membuat kita tak sempat menilai diri sendiri. Padahal kalau kita meminta dan berakibat kita mengubah diri, Allah akan memberikan apa yang kita minta karena sebetulnya do’a itu adalah pengiring agar kita bisa mengubah diri kita.. Jika kita tidak pernah mau mengubah diri kita menjadi lebih baik, tentu ada yang salah dalam permintaan kita”

Memang, kekuatan seseorang dalam mengubah dirinya dapat menjadi salah satu factor kunci kesuksesan memburu pertolongan Allah. Jadi, andaikata saat ini hidup terus-menerus sempit, hidup amburadul, utang tak juga berkurang, keluarga berantakan,musibah tak jua berhenti, masalah silih berganti, tidak henti-hentinya semua persoalan hidup ini, jelas ada yang salah dengan diri kita.Itu semua bukan berarti Allah tidak memperhatikan permohonan hamba-hamba-Nya. Namun amat mungkin, sebabnya ialah karena hamba itu tidak mau membenahi dirinya. Enggan lepas dari kebiasaan-kebiasaan buruknya, merasa sungkan untuk meningkatkan ibadah.
Sesungguhnya Allah SWT, benar-benar akan mengabulkan do’a setiap hamba-Nya sebagaimana termaktup dalam Al-Qur’an Surah Al=Baqarah ayat 186:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya padamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo’a apabila ia mendo’a kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada di dalam kebenaran.”
Jadi, sekali lagi, intropeksi diri!! Lihat kekurangan-kekurangan kita. Lakukan apa yang mesti kita lakukan agar Allah berkenan mengabulkan do’a kita. Kekuatan do’apada dasarnya akan menjadi efektif apabila kita sanggup mengubah diri kita melalui do’a itu. Ibarat tanaman, kekuatan kita untuk mengubah diri adalah bibitnya. Sementara itu, do’a itu sendiri adalah pupuknya. Pupuk akan membuat bibit tumbuh sedemikian pesat, berbuah banyak dengan bunga dan daun yang lebat. Namun, apabila kita terus-menerus menebar pupuk tanpa sedikitpun bibit kita tanam, lantas apa yang akan tumbuh?

“Dan Tuhanmu berkata ,Berdo’alah kamu kepada-Ku, Pasti akan kuperkenankan permintaanmu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina-dina” (Q.S. Al Mu’min : 60).

Pengertian berdo’a adalah memohon atau meminta pertolongan kepada Allah SWT, tetapi bukan berarti hanya orang yang terkena musibah saja yang layak memanjatkan do’a. Sebagai seorang Muslim kita layak berdo’a walaupun kita dalam keadaan sehat. Do’a merupakan unsur yang palin esensial dalam ibadah.

Sebagaimana Sabda Rasulullah saw “Do’a itu ibadah” (H.R. Abu Daud, Tirmizi, Nasai dan Ibnu Majah). “Tiada sesuatu yang paling mulia dalam pandangan Allah, selain dari berdo’a kepada-Nya, sedang kita dalam keadaan lapang”(H.R. Al Hakim). Didalam berdo’a ada tata cara. waktu dan tempat berdo’a.

1. Tata cara berdo’a

a. Menghadap Kiblat

Hal ini berdasarkan sebuah hadis “Rasulullah datang ketempat wuquf di Arafah dan ia menghadap kiblat lalu terus menerus berdo’a sehingga tenggelam matahari”

b. Membaca Hamdalah atau pujian, Istighfar dan membaca Shalawat

Salah seorang Sahabat Nabi berkata : “Ketika Nabi Muhammad saw duduk dimesjid, tiba-tiba datang seorang laki-laki masuk, lalu ia shalat. Setelah selesai ia membaca doa,’Allahummaghfirlii warhamnii’. Maka waktu itu Rasulullah pun berkata, wahai kawan, engkau terburu-buru. Jika kau shalat, duduklah dahulu kemudian bacalah puji-pujian kepada Allah. Karena dia yang memiliki pujian itu, lalu kau baca shalawat kepadaku kemudian baru berdo’a .Kemudian datang seorang yang lain setelah shalat ia memuji Allah dan membaca shalawat untuk Nabi Muhammad saw. dan setelah itu Nabi bersabda, Berdo’alah akan dipenuhi.”

c. Dengan suara lembut dan rasa takut

Sebagaimana Firman Allah SWT yang berbunyi, “Berserulah (Berdo’a) kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah engkau berbuat kerusakan dibumi sesudah (Allah SWT ) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak diterima) dan harap (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al A’raf : 55-56)
d. Yakin akan dipenuhi

Di dalam berdoa kita harus yakin dan berprasangka baik kepada Allah, seperti hadis berikut ini : “Sesungguhnya Alla ‘Azza wa Jalla berfirman : Aku akan mengikuti prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku selalu menyertainya apa bila ia berdoa kepada-Ku”.

2. Waktu yang paling baik

a. Antara azan dan Iqamat.
b. Menjelang waktu shalat dan sesudahnya.
c. Waktu sepertiga malam yang terakhir.
d. Sepanjang hari jum’at
e. Antara Dzuhur dan Ashar, serta Ashar dan Maghrib
f. Ketika Khatam membaca Al-Qur’an
g. Ketika Turun hujan.
h. Ketika melakukan Tawaf.
i. Ketika menghadapi musuh dimedan perang.

3. Tempat-tempat yang baik untuk berdo’a

a. Di depan dan di dalam Kabah.
b. Di masjid Rasulullah saw.
c. Di belakang makam Nabi Ibrahim as.
d. Di atas bukit Safa dan Marwah.
e. Di Arafah, di Muzalifah, di Mina dan disisi jamarat yang tiga.
f. Di tempat-tempat yang mulia lainnya seperti Masjid atau Mushalla.


Dinsdag 18 Januarie 2011

Dakwah Islam di Penjara AS

Dakwah Islam di Penjara-Penjara AS, Banyak Tahanan Masuk Islam
Para tahanan di lembaga pemasyarakatan Monroe Correctional Complex, AS dengan tertib keluar sel masing-masing begitu mendengar pengumuman dari pengeras suara bahwa waktu istirahat tiba. Para tahanan bergerombol memanfaatkan waktu istirahat mereka dengan menghadiri sejumlah kelas bimbingan atau sekedar membaca buku ke perpustakaan. Tapi diantara mereka, ada sekelompok tahanan yang mengenakan peci berbentuk bulat, menuju ke sebuah ruangan yang tak berjendela.

Mereka membuka sepatu sebelum masuk ruangan, kemudian duduk sambil melemaskan kaki mereka di atas karpet tipis yang digelar di ruangan tersebut. Ya, mereka adalah para tahanan yang beragama Islam yang biasanya mendapatkan layanan rohani dari ustadz pembimbing mereka. Kebanyakan para tahanan itu adalah para mualaf, yang masuk Islam saat menjalani hukumannya di penjara.

"Penjara bisa menjadi kuburan atau menjadi rahim," kata mereka. Para penghuni penjara punya pilihan apakah akan menghabiskan waktuny di dalam penjara dengan meratapi nasibnya atau memanfaatkan waktu untuk meredam rasa marah atau rasa takut bahkan rasa putus asa yang mendera diri mereka. Dan Anthony Waller, salah seorang tahanan memilih pilihan kedua. Seperti banyak Muslim lainnya di kawasan Twin Rivers, Waller masuk Islam ketika berada di balik jeruji besi penjara.

Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, Waller mengaku kehidupannya banyak berubah. "Kalau saya tidak menjadi seorang Muslim, saya kemungkinan masih berada dalam pengawasan ketat atau mungkin saya sudah mati," ujar Waller,31, seraya mengatakan betapa ketatnya penjagaan dan kontrol di penjara.

Masa hukuman Waller baru akan berakhir tahun 2033. Selama di dalam penjara Waller menghadiri bimbingan rohani Muslim setiap seminggu sekali dengan belasan tahanan Muslim yang lebih dulu menjadi mualaf. Dan ternyata "kelompok Muslim" adalah kelompok yang paling cepat berkembang di sejumlah lembaga pemasyarakatan di AS, artinya, jumlah tahanan yang masuk Islam bertambah dengan cepat.

Bimbingan rohani Islam di penjara-penjara AS dimulai pada era tahun 1970-an atas prakarsa pemimpin organisasi Muslim Nation of Islam, Louis Farrakhan. Profesor di Vassar College, Lawrence Mamiya yang meneliti keberadaan tahanan Muslim di penjara-penjara AS mengatakan, keterlibatan para imam Muslim di AS sangat efektif dalam upaya rehabilitasi keagamaan para tahanan.

Menurut Mamiya, dipekirakan 10 persen dari seluruh tahanan yang ada di penjara AS memilih masuk Islam. Itu artinya, sekitar 1.800 dari 18.000 jumlah tahanan di penjara-penjara AS menjadi seorang Muslim. Tapi, kata Mamiya, hanya satu dari lima mualaf yang masuk Islam selama di penjara tetap menjaga keislamannya setelah menghirup udara bebas. Hal ini membuat sejumlah pengamat di AS berpendapat bahwa "Islam di Penjara" bukan sebuah gerakan religius tapi lebih pada taktik yang dilakukan oleh sebuah genk di dalam penjara yang ingin mendapatkan perlakuan khusus atau istimewa, antara lain diberikan ruang tersendiri yang dilengkapi karpet.

Daya Tarik Islam

Namun pendapat itu dibantah oleh sejumlah imam yang sering memberikan layanan rohani di penjara. Mereka mengatakan bahwa banyak diantara para mualaf di tahanan yang memang tulus ingin menjadi seorang Muslim.

Faheem Siddiq, yang sudah lebih dari lima tahun memberikan bimbingan rohani Islam di sejumlah lembaga pemasyarakatan di AS mengungkapkan, tahanan yang masuk Islam kebanyakan tahanan dari kalangan keturunan Afrika Amerika. Mereka tertarik masuk Islam, kata Siddiq, karena ajaran Islam yang tentang kedisiplinan dan kesetaraan antara sesama manusia.

"Di negara bagian Washington, dari Walla Walla sampai McNeil Island, mayoritas mualaf adalah kalangan warga Amerika keturunan Afrika yang berpendapatan rendah, mereka punya kesempatan di tengah situasi yang tenang untuk melakukan introspeksi dan mengubah kehidupan mereka," kata Siddiq.

Profesor Mamiya juga mengakui tahanan Muslim lebih memiliki rasa tanggung dan disiplin. Tahanan Muslim juga saling melindungi dan rasa setia kawan yang tinggi, mengingat kehidupan penjara yang keras. Namun, kata Mamiya, tahanan Muslim memahami Islam mengajarkan etika ketika seseorang harus mempertahankan diri.

"Ajaran ini yang menjadi salah satu daya tarik bagi para tahanan untuk memeluk Islam," kata Mamiya.

Setiap tahanan yang memilih menjadi seorang Muslim, punya alasan masing-masing. Salah seorang tahanan yang masuk Islam sejak 11 tahun yang lalu, Walter Taylor menuturkan kisahnya mengapa ia memilih menjadi seorang Muslim.

"Dalam agama Kristen, Yesus Kristus mati untuk menebus dosa. Dalam Islam, tidak dikenal penebusan dosa, tidak ada yang dikambinghitamkan untuk menebus dosa," kata Taylor.

Setelah menjadi seorang Muslim, bersama dengan tahanan Muslim lainnya, Taylor selalu berusaha menunaikan kewajiban salat lima waktu setiap hari. Salat bagi Taylor, ibarat pengingat yang menuntunnya untuk tetap di jalan yang lurus, jalan Islam.

Lain lagi pengalaman Phil Thomes, ia mengatakan,"Menjadi seorang Muslim adalah hal tersulit yang mungkin bisa Anda lakukan. Menjadi seorang Kristiani saja tidak cukup. Sekarang, Islam total menjadi cara hidup saya, yang memang ingin melakukan perubahan"

"Saya bukan orang yang jahat lagi. Saya benar-benar sudah menjadi orang yang baru," tukas Thomes yang sudah menjalani masa tahanan selama 12 tahun.

John Barnes, yang juga menjadi pembimbing rohani di penjara-penjara AS mengatakan, kebanyakan tahanan yang pindah ke agama tertentu menunjukkan perubahan yang drastis selama berada dalam penjara.

"Mereka mengubah karakter mereka. Mereka lebih bertanggung jawab, tidak egois dan mau berbaur serta terlibat dalam tim. Saya sering melihat perubahan itu," ujar Barnes. (ln/isc/Heraldnet)
http://eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/dakwah-islam-di-penjara-penjara-as-banyak-tahanan-masuk-islam.htm

Hemat Pangkal Kaya – Betulkah?

Masih tentang pepatah yang sering kita dengar, yaitu hemat pangkal kaya. Berhemat adalah perbuatan yang mulia, tetapi betulkah akan membuat kita kaya? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu membahasnya lebih mendalam. Sebab dalam prakteknya, berhemat tidak otomatis menjadi kaya, bahkan jika salah kaprah, berhemat akan membuat kita miskin. Koq bisa?

Menghemat memang bisa membuat kita kaya, jika kita berhemat dengan cara yang benar. Ada juga berhemat tidak mengubah kehidupan seseorang. Bahkan ada juga berhemat yang akan menjadikan kita miskin. Jadi ada 3 macam berhemat, Anda melakukan yang mana saat ini? Jangan-jangan, Anda melakukan berhemat yang malah menjadikan miskin.

Salah Kaprah Hemat Pangkal Kaya

Ada empat kesalahan dalam berhemat. Bukan berhematnya yang salah, tetapi kesalahan terletak pada menempatkannya dan bagaimana cara kita menyikapinya. Keempat kesalahan ini akan membuat kita miskin.

Pertama: Saking berhematnya, banyak orang yang tidak mau shadaqah atau infaq dijalan Allah. Padahal bershadaqah akan melipatgandakan rezeki kita. Itu janji Allah, banyak hadits dan Al Quran yang menjelaskan hal ini. Yang penting kita ikhlash beshadaqah hanya kepada Allah, dan Allah telah berjanji akan mengganti dan melipatgandakan harta kita. Jika tidak mau bershadaqah bukankah berkesan kita tidak mau digandakan rezeki kita?

Kedua: Karena berhemat, hidup jadi sengsara. Makan ngirit, pakaian ngirit, rumah ngirit, segala ngirit sehingga hidup terasa sengsara jauh dibawah kemampuan kita. Artinya hemat yang berlebihan. Kenapa sikap seperti ini akan membuat kita miskin? Sebab mindset kita akan mengatakan bahwa kita adalah orang yang serba kekurangan, mindset kita akan mengatakan bahwa kita miskin, sehingga pikiran dan tindakan kita pun akan seperti orang miskin.

Artinya kita boleh berhemat, tetapi jangan berlebihan dalam berhemat. Tahan pengeluaran untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu, namun menikmati rezeki dari Allah, agar keluarga bisa tersenyum, selama tidak berlebihan dan didalam batas kemampuan, bukanlah pemborosan. Ini bisa menjadi bentuk syukur dan nafkah batin bagi keluarga. Rekreasi, jalan-jalan, dan makan di luar sesekali itu boleh-boleh saja. Yang tidak boleh adalah: terus-menerus sehingga bukan hanya menghabiskan uang, bahkan justru malah tekor.

Ketiga: tidak mau berinvestasi. Jika Anda memiliki penghasilan Rp 5.000.000 per bulan, berapa penghematan yang bisa Anda lakukan? Rp 3.000.000? Atau Rp 2.000.000? Atau Rp 1.000.000? Atau Rp 500.000? Atau Rp 100.000? Jika jawaban terakhir yang benar, artinya Anda belum bisa berhemat sama sekali. Penghematan paling besar yang bisa Anda dapatkan adalah Rp 5.000.000 per bulan, itu pun jika Anda makan gratis, transportasi gratis, telepon gratis, listrik gratis, dan serba gratis. Kayaknya tidak mungkin dech.

Yang ingin saya tekankan disini adalah jika kita fokus pada penghematan maka peluang keberhasilan kita tidak akan lebih dari penghasilan yang kita miliki. Namun jika kita membuka mata untuk berinvestasi baik dalam bisnis sendiri, emas, properti, saham, dan sebagainya, maka kita memiliki peluang yang jauh lebih besar, bahkan tidak ada batas. Gaji Anda boleh Rp 5.000.000, tetapi peluang penghasilan dari bisnis/investasi bisa jauh lebih besar, puluhan bahwa ratusan kali lipat.

Intinya ialah jangan fokus pada berhemat saja, sisihkan sebagian hasil penghematan Anda untuk investasi.

Keempat: melupakan pendidikan. Saking berhematnya, banyak orang yang enggan mengeluarkan uang untuk membeli buku, ebook, video, mengikuti seminar, dan sebagainya. Dia pikir pendidikan bukan kebutuhan primer sehingga mendapatkan alokasi terakhir (jika ada sisa) bahkan tidak dialokasikan sama sekali.

Melupakan pendidikan sebenarnya sama dengan membatasi realitas Anda agar tidak berkembang. Padahal keberhasilan Anda akan berbanding lurus dengan besarnya realitas dalam diri Anda. Pikiran Anda ibarat wadah. Cara memperbesar pikiran ialah dengan belajar atau pendidikan. Hanya orang yang berpikiran besar yang akan meraih pencapaian besar. Pikiran mempengaruhi tindakan Anda dan tindakan menentukan hasil.

Berhemat dan Menjadi Kaya

Sekarang Anda sudah tahu salah kaprah dalam berhemat. Agar penghematan Anda menjadi berkah bagi Anda, maka hindari kesalahan diatas.

  1. Gunakan hasil penghematan Anda untuk shadaqah (tentu saja selain zakat Anda). Insya Allah ini akan menambah keberkahan dan rezeki kita akan ditambah. Tentu saja kita niatkan shadaqah hanya karena Allah, bukan karena ingin ditambah harta. Penambahan harta itu adalah bonus dari Allah sesuai janji-Nya seperti tertulis di Al Quran dan hadits.
  2. Nikmati hidup, jangan menjadi orang yang sesangsara sementara Anda sebenarnya mampu hidup lebih baik. Yang penting jangan boros sehingga uang Anda habis malah tekor untuk bersenang-senang.
  3. Investasikan sebagian hasil penghematan Anda. Bisa membangun bisnis sendiri, investasi pada aset seperti emas, properti, tanah, atau saham, dan sebagainya. Silahkan konsultasikan dengan penasihat keuangan Anda. Investasi memang beresiko, tetapi tidak berinvestasi juga beresiko.
  4. Investasikan pada pendidikan Anda. Tetaplah belajar agar pikiran Anda berkembang. Pohon akan menjadi besar jika pohon itu tumbuh. Begitu juga dengan Anda, bertumbuhlah.

Insya Allah dengan cara seperti ini kehidupan finansial Anda akan lebih baik dibandingkan dengan sekedar berhemat. Hemat pangkal kaya memang benar jika kita menjalankannya dengan benar.


http://www.motivasi-islami.com

FENOMENA PEMURTADAN DI INDONESIA

FENOMENA PEMURTADAN DI INDONESIA (RANGKUMAN)
(disadur dari berbagai sumber)

PERINGATAN QURAN AKAN PEMURTADAN

1. Al Qur'an telah memperingatkan usaha pemurtadan (ajakan pindah agama oleh non-Islam) yang tidak akan pernah berhenti hingga akhir zaman :

"Orang Yahudi dan Nasrani tidak merasa senang terhadap engkau ya Muhammad, sebelum engkau menuruti agama mereka, jawablah, bahwa petunjuk Allah jualah (agama Islam) yang sebenar-benarnya petunjuk. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu (QS 2: 120).

"Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir, sebagaimana mereka telah menjadi kafir (QS 4:89)

2. Alkitab umat Nasrani juga berisi "panggilan suci" untuk menyebarkan misi Kristen ke seluruh penjuru dunia, kepada seluruh bangsa-bangsa, sbb :

"Hambaku, yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepadaNya jiwaKu berkenan, Aku akan menaruh rohKu keatasNya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa" (Matius 12:18)

"Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah, jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukan dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus" (I Petrus 4:11)

FENOMENA PERTUMBUHAN ISLAM DI NEGARA-NEGARA MAJU

(Dikutip dari Islam Dihujat, tanggapan atas buku The Islamic Invation karya Robert Morey, halaman 325)

1. Robert Morey Dalam buku The Islamic Invation menyebut tentang perkembangan pesat agama Islam di Eropa Barat, Britania Raya, Perancis, Jerman, Irlandia Utara, Australia, Amerika Utara dan Amerika Serikat yang amat pesat. Bahkan di Inggris, katanya, disana lebih banyak orang-orang Muslim daripada orang-orang Metodis, bahkan jumlah seluruh umat Islam di Inggris lebih banyak daripada orang Kristen Injili. Ia juga mengatakan banyak terjadi gereja-gereja yang dibeli umat Islam untuk dijadikan mesjid !

2. Robert Morey juga menyaksikan sendiri tahun 1989 dimana di semua kota-kota besar di Australia terdapat masjid-masjid besar, bahkan di negara bagian Victoria, orang Muslim lebih banyak daripada Kristen gereka Baptis

3. Di Amerika Utara terdapat lebih 4.000.000 orang muslim. Beberapa peneliti menyatakan bahwa jumlah orang Muslim di Amerika Utara lebih banyak daripada orang Yahudi, sehingga menempatkan Islam sebagai agama kedua terbesar di Amerika Serikat dan Kanada

4. Lebih dari 500 pusat-pusat kajian telah dibangun di Amerika Serikat. 2/3 orang Islam Amerika berasal dari keturunan Arab, sementara yg 1/3 dari sekte Muslim berkulit hitam. Saat ini secara resmi jumlah Muslim di AS lebih banyak daripada gereja Episcopal.

Hj. Irena Handono mendukung pernyataan Rober Morey tersebut diatas dengan data perkembangan agama-agama dunia sejak 1934-1984, sebagai berikut:

1. Protestan, naik 54%;
2. Budha, naik 63%;
3. Katholik, naik 70%;
4. Hindu, naik 117%;
5. Sinto, naik 152%;
6. ISLAM, naik 235%.
7. Yahudi, turun 4%;
8. Kong Hu Chu, turun 13%;
9. Kristen Ortodox, turun 36%.

Jadi yang paling pesat pertumbuhannya di dunia adalah Islam yang mencapai 235%. Lebih dari dua kali lipat.

Fenomena pertumbuhan agama Islam yang tinggi di dunia ini bisa jadi menggambarkan bahwa :

1. Tingkat pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di negara-negara belum maju, sementara itu pertumbuhan Islam di negara belum maju hanya paralel atau lebih rendah dibanding pertumbuhan penduduk.

2. Agama Nasrani sudah semakin tidak menarik di negeri-negeri maju, bahkan gereja yang dijual bisa jadi karena kurangnya pengunjung. Sebagian dari mereka terbukti beralih ke agama Islam.

3. Kecenderungan pergeseran anutan agama non-Islam (Nasrani) ke Islam bisa jadi disebabkan kemajuan cara berpikir dan pendidikan di negeri-negeri maju. Bagi orang non-Islam yang berpendidikan tinggi yang secara serius, rendah hati dan tulus mencari kebenaran akhirnya menghadapi dilema dimana Kristen dan Katolik tidak bisa menjawab 'pencarian' mereka.

FENOMENA PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA

Di Indonesia pertumbuhan agama Islam justru menurun drastis, seperti data dibawah ini :

1.Berdasarkan hasil riset Yayasan Al Atsar Al-Islam (Magelang) dan dalam rangkaian investigasi diperoleh data bahwa mulai tahun 1999-2000 Kristen dan Khatolik di Jateng telah meningkat dari 1-5 % diawal tahun 1990, kini naik drastis 20-25% dari total jumlah penduduk Indonesia.

2.Dari laporan Riset Dep. Dokumentasi dan Penerangan Majelis Agama Waligereja Indonesia, sejak tahun 1980-an setiap tahunnya laju pertumbuhan umat Khatolik: 4,6%, Protestan 4,5%, Hindu 3,3%, Budha 3,1% dan ISLAM HANYA 2,75% yang paling rendah (Astaghfirullah).

3. Dalam buku Gereja dan Reformasi penerbit Yakoma PGI (1999) oleh Pendeta Yewanggoe. Dijelaskan bahwa jumlah umat Kristiani di Indonesia (dari Riset) telah berjumlah lebih 20%. Sedangkan menurut data Global Evangelization Movement telah mencatat pertumbuhan umat Kristen di Indonesia telah mencapai lebih 40.000.000 orang (19 % dari total 210 jumlah penduduk Indonesia)

4. BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia melaporkan bahwa penurunan jumlah umat Islam di Indonesia. Contohnya di Sulawesi Tenggara turun menjadi 1,88% (dalam kurun waktu 10 tahun). Demikian pula di Jawa Tengah, NTT dan wilayah Indonesia lainnya.

Dalam sebuah seminar kerja sama global Mission Singapore & Galilea Ministry Indonesia, di Hotel Shangrila (Jakarta, 9-12 Juni 1998). Pdt. Dr. George Anatorae dari The Lord Family Church mempresentasikan program dimana Indonesia akan dijadikan pusat perkembangan Kristen di Asia Pasific !. (Dengan info ini semoga umat Islam yang berpendapat bahwa kebebasan membangun gereja dimana-mana sebagai hak asasi manusia, segera bisa tobat!)

Fenomena penurunan jumlah umat Islam di Indonesia bisa jadi disebabkan oleh :

1. Kerja keras para misionaris yang melakukan kegiatannya dengan dukungan dana yang besar serta bantuan tenaga dan program secara internasional. Mereka tidak lagi mampu 'menjual' agama mereka di negerinya sendiri. Dengan kemajuan pendidikan dan cara hidup yang sangat liberal di negeri maju maka agama Nasrani menjadi terbelakng dan tidak mampu menjawab perkembangan zaman. Lalu para missionaris inipun menjual 'dagangan'nya di negeri-negeri miskin dan rendah pendidikannya.

2. Bisa jadi kemiskinan dan kebodohan membuat umat Islam mudah menjadi menjadi Kufur / Kafir, seperti disabdakan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits. Pesan Rasulullah ini jelas terbukti di Indonesia dimana pemurtadan umumnya sukses terjadi di kantong-kantong penduduk miskin yang terdapat baik di di pedesaan maupun di perkotaan. Bukankah hal ini sudah disinyalir oleh Nabi SAW, bahwa suatu ketika jumlah kalian (umat Islam) sangat banyak, tetapi bagai buih di lautan (sangat lemah) dan bila di tiup angin lalu menghilang; atau bagai kue yang diperebutkan oleh musuh-musuh kalian. Umat Islam yang 'lemah' inilah yang kini jadi bahan rebutan untuk memenuhi target kristenisasi (pemurtadan) para missionaris.

3. Bisa jadi sebagian umat Islam yang 'lemah' ini berpendidikan tinggi (pendidikan ilmiah non agama) dan dari golongan ekonomi kuat namun lemah dasar ilmu agamanya, sehingga menyebabkan mereka (tiga kemungkinan) :
1) Mengaku Islam sebatas formalitas saja dan enggan menjalankan perintah agama, seperti beribadah.

2) Mengaku Islam namun masih bersifat formal dan sebatas ritual ibadah (belum menjadikan agamanya sebagai Rahmatan lil alamin).

3) Mengaku Islam dan menerima Islam sebatas masuk dalam akal (dan pendidikan) mereka yang tinggi, seperti banyak dilakukan penganut dan simpatisan Islam liberal.

4) Mengaku Islam, tinggi ilmu agamanya dan banyak ibadahnya, tapi dirinya dikuasai dunia, hingga ia sibuk mengejar kekuasaan, popularitas, jabatan atau harta diantara aktifitas ibadahnya (yang sebenarnya tidak ikhlas).

FENOMENA PEMURTADAN YANG KITA HADAPI

1. Perpindahan agama orang-orang di negeri maju (baik menjadi Islam maupun menjadi atheis) umumnya terjadi karena agama Nasrani tidak mampu menjawab permasalahan kemajuan zaman. Selain itu kini pihak gereja tidak dapat lagi menutup-nutupi kelemahan Alkitab (Bibel) nya. Sedangkan Al Quran dan Islam yang selama ini telah dihujat dan didiskreditkan / dijelek-jelekan oleh pemuka gereja Eropa kini lebih mudah ditemui kebenarannya melalui toko buku atau akses internet.

2. Pertumbuhan jumlah umat Islam ternyata tertinggi di dunia, tapi sebaliknya penurunan jumlah umat Islam malah terjadi di Indonesia. Menurunnya pertumbuhan jumlah umat Islam di Indonesia disebabkan faktor kemiskinan dan pendidikan. Merekalah yang menjadi sasaran utama pemurtadan kaum missionaris. Jumlah umat Islam semacam ini tergolong sangat besar jumlahnya dan tersebar di pinggiran kota atau di pedesaan yang umumnya sulit di monitor oleh umat Islam yang peduli terhadap bahaya pemurtadan. Strategi yang digunakan para missionaris umumnya mencari simpati masyarakat melalui pembagian makanan gratis atau bazaar murah, pengobatan gratis, pendidikan gratis, dsbnya. Dukungan dana sangat besar karena jaringan mereka yang bersifat internasional.

3.Umat Islam dari golongan pendidikan dan ekonomi tinggi dilemahkan akidahnya melalui issue-issue kebebasan (liberalisme) menafsirkan agama Islam, penerapan demokrasi liberal (yang tidak seluruhnya sesuai dengan syariat Islam), penerapan konsep hak asasi manusia secara salah kaprah, serta ekspor kebudayaan kapitalis dan bebas gaya barat ke pergaulan sosial umat Islam baik melalui TV, barang-barang komsumtif, maupun melalui gaya hidup. Dengan akidah yang lemah atau penafsiran yang salah terhadap syariat Islam, maka pihak Nasrani lebih mudah masuk ke kalangan Islam pendidikan tinggi dengan mengganti jubah missionaris mereka dengan jubah liberalisasi.

SIKAP MEMPRIHATINKAN SEBAGIAN UMAT ISLAM TERHADAP PEMURTADAN

Beberapa sikap umat Islam menghadapi gerakan pemurtadan dari non-Islam sungguh memprihatinkan, seperti :

1. Tidak peduli, dan hanya mengurus diri sendiri dan keluarganya agar tidak menjadi murtad.

2. Menganggap bahwa Allah pasti akan menjaga agama Islam, jadi kita tak perlu repot-repot membela agama Islam.

3. Menganggap bahwa umat Islam yang murtad adalah akibat kesalahan mereka sendiri karena tidak mau memperkuat ibadah, akidah dan ilmu agamanya selama ini.

4. Menganggap bahwa adalah hak setiap orang (karena alasan demokrasi dan HAM) untuk menyebarkan agamanya ke umat lainnya, tugas kita adalah membentengi iman kita masing-masing.

5.Menganggap bahwa karena sudah ada umat Islam yang peduli untuk memberantas program pemurtadan maka ia merasa tidak perlu lagi melakukan apa-apa.

6. Menganggap bahwa usaha pemurtadan sudah pasti akan terjadi hingga akhir zaman, seperti disebutkan dalam AlQuran, jadi bagi mereka untuk apa kita repot-repot memberantasnya.

7. Menafsirkan secara salah hadits yang mengatakan bahwa agama Islam tidak dapat diruntuhkan dari luar (serangan pemurtadan dari pihak Nasrani), melainkan dari dalam umat Islam sendiri. Ketahuilah bahwa strategi pemurtadan yang digunakan umat Nasrani juga meliputi pendangkalan akidah (melalui gaya hidup bebas, dsbnya), dan pendangkalan akidah adalah kerusakan umat Islam dari dalam.

PERINGATAN QURAN DAN HADITS UNTUK MEMBELA AGAMA ISLAM

Ingatlah firman Allah SWT : "Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung". Qs.Ali Imran (3):104

"Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu." Qs. Al Maa'idah (5):79

Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda :
"Sesungguhnya manusia jika mereka melihat orang yang berbuat zholim dan tidak mencegahnya, maka telah dekatlah azab Allah yang akan menimpa mereka seluruhnya" (HR At-Tirmidzi)

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan mereka ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." Qs.At Taubah (9):71

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

"Dan peliharalah dirimu dari siksa yang tidak saja akan menimpa orang yang zholim diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksanya." (QS. Al-Anfal 25)

Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda :
"Sesungguhnya manusia jika mereka melihat orang yang berbuat zholim dan tidak mencegahnya, maka telah dekatlah azab Allah yang akan menimpa mereka seluruhnya" (HR At-Tirmidzi)

Aisyah r.a. berkata, "Rasulullah SAW. bersabda : "Penduduk sebuah desa yang berjumlah delapan belas ribu orang disiksa, padahal amal-amal mereka seperti amal para nabi. Para sahabat bertanya, 'Ya Rasulullah, bagaimana hal itu bisa terjadi?' Nabi SAW menjawab, 'Mereka tidak pernah marah karena Allah Azza Wa Jalla, karena mereka tidak melakukan amar makruf dan nahi mungkar."

(Wallahu 'alam bissawab)



[Ar-Royyan-2277] Fenomena Islam dan Pemurtadan IHB Jakarta - Jaeroni Setyadhi

Cara Menghilangkan Rasa Malas

Cara menghilangkan rasa malas adalah sebuah tantangan sendiri. Bagaimana tidak, saya bisa memberikan segudang tips agar Anda semangat terus, tidak malas. Namun, jika Anda malas melakukan tip-tip yang saya jelaskan, maka semuanya akan percuma dan Anda akan tetap malas.

Jika rasa malas masih dipelihara, apa yang Anda harapkan? Saya tulis ilmu sukses, audio sukses, video sukses, bahkan seminar dan pelatihan, tetapi jika Anda malas mengaplikasikannya, tidak ada manfaat sama sekali untuk Anda. Malas adalah pembunuh sukses.

Tapi saya punya ide…

Idenya ialah: saya akan terus mendorong Anda untuk bertindak. Saya akan terus menyemangati Anda. Saya akan terus menyertai Anda. Ini adalah salah satu cara menghilangkan rasa malas terbaik, sebab Anda akan terus menerus didorong. Saya akan membuat Anda bertindak dan melangkah, meski hanya tindakan atau langkah kecil. Yang penting Anda bisa memulai mengambil tindakan, ini adalah langkah besar untuk mengatasi malas.

Sekali Anda bertindak, seolah seperti menggelindingkan bola salju. Awalnya bola kecil, selanjutkan akan menjadi bola besar dan tidak bisa dihentikan. Begitu juga dengan Anda, jika Anda merasa berat melangkah atau bertindak, maka langkah awalnya ialah untuk “memaksakan” Anda untuk mengambil langkah pertama. Selanjutnya Anda akan menggelinding dengan sendirinya. Jadi cara menghilangkan rasa malas ialah memacu tindakan pertama Anda.

Untuk memulai tindakan atau langkah pertama memang diperlukan dorongan besar. Seperti sebuah kendaraan, untuk memulai diperlukan tenaga yang besar. Oleh karena itu Anda akan selalu memulai dengan gigi 1, sebab gigi 1 memiliki torsi paling besar. Setelah jalan, Anda bisa pindah ke gigi 2,3,4, bahkan 5. Gigi 4 atau 5 tidak memiliki torsi yang besar, tetapi karena sudah menggelinding, torsi yang dibutuhkan menjadi lebih kecil. Untuk itu, saya akan membantu mendorong Anda untuk mengambil tindakan.




http://www.motivasi-islami.com

Rahasia Sukses Dunia dan Akhirat

Orang yang tidak tahu rahasia sukses ini mengatakan,

“Buat apa repot-repot menolong orang lain, bahkan di negara lain, padahal kita sendiri susah?”

Dia tidak tahu rahasia sukses ini! Sayang sekali, padahal sangat ampuh jika mau mengaplikasikannya. Rahasia sukses ini tidak mungkin salah. Bukan hanya sukses di dunia saja, tetapi sukses juga di akhirat. Insya Allah. Mau tahu? Jangan hanya mengetahuinya saja, tetapi juga mengaplikasikannya. Termasuk saya sendiri. Yuk kita pelajari.

Kita akan sukses jika kita mau mengaplikasikannya. Supaya sukses dunia akhirat, ada satu kunci yang harus ada saat mengaplikasikannya, yaitu ikhlas. Tanpa keihlasan, Anda mungkin sukses, tetapi hanya di dunia saja. Tapi jika ingin sukses di akhirat juga, maka keihlasan adalah harga mati. Ikhlas adalah syarat utama sebuah amal mendapatkan balasan dari Allah.

Rahasia-rahasia sukses itu ada pada hadist dibawah ini:

Telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah telah menceritakan kepada kami Al A’masy dan Ibnu Numair telah mengkabarkan kepada kami Al A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Barangsiapa meringankan seorang mukmin dari kesulitan di dunia maka Allah akan meringankan baginya kesulitan di hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa memudahkan bagi seorang yang kesusahan maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan di akhirat, dan Allah akan menolong seorang hamba selama ia mau menolong saudaranya. Barangsiapa meniti jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah akan mempermudah baginya jalan menuju surga, dan tidaklah suatu kaum yang berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah, dan mempelajarinya dengan sesama mereka kecuali akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dilimpahkan kepada mereka rahmat, dikelilingi oleh para malaikat dan Allah Azza Wa jalla akan menyebut-nyebut mereka di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya. Dan barangsiapa diperlambat oleh amalnya maka tidak akan bisa dipercepat oleh nasabnya.” (HR Ahmad No 7118)

OK, akan saya rangkumkan dibawah ini.

Rahasia sukses itu adalah:

  1. meringankan seorang mukmin dari kesulitan di dunia
  2. menutupi aib seorang muslim
  3. memudahkan bagi seorang yang kesusahan
  4. mau menolong saudaranya
  5. menuntut ilmu
  6. membaca kitab Allah

Tentu saja, masih ada yang lainnya jika kita mau menggali Al Quran dan hadits lainnya.

Apa manfaat dari rahasia sukses diatas?

Berikut adalah rangkuman manfaat dari mengaplikasikan keenam rahasia sukses diatas:

  1. Allah akan meringankan baginya kesulitan di hari kiamat
  2. Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat
  3. Allah akan memudahkan baginya di dunia dan di akhirat
  4. Allah akan menolong
  5. Allah akan mempermudah baginya jalan menuju surga
  6. Allah akan memberi rahmat

Jika Allah sudah berkehendak, siapa yang akan mampu menghalanginya? Bukankah ini rahasia sukses yang dahsyat?


http://www.motivasi-islami.com

Maandag 17 Januarie 2011

6 bahaya valentines day

Cikal Bakal Hari Valentine

Sebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul Valentine's Day. Namun, pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine's Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).

Kaitan Hari Kasih Sayang dengan Valentine

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa "St. Valentine" yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (The World Book Encyclopedia, 1998).

Versi lainnya menceritakan bahwa sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati sebagai pahlawan karena memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis "Dari Valentinusmu". (Sumber pembahasan di atas: http://id.wikipedia.org/ dan lain-lain)

Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan:

Valentine's Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme dan kesyirikan.
Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine's Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi acara valentine menjadi ritual agama Nashrani yang dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine.
Hari valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
Pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan dengan dihiasi nama "hari kasih sayang".

Sungguh ironis memang kondisi umat Islam saat ini. Sebagian orang mungkin sudah mengetahui kenyataan sejarah di atas. Seolah-olah mereka menutup mata dan menyatakan boleh-boleh saja merayakan hari valentine yang cikal bakal sebenarnya adalah ritual paganisme. Sudah sepatutnya kaum muslimin berpikir, tidak sepantasnya mereka merayakan hari tersebut setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganisme.

Selanjutnya kita akan melihat berbagai kerusakan yang ada di hari Valentine.

Kerusakan Pertama: Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir

Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir (baca: tasyabbuh). Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama (baca: ijma'). Inilah yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho' Ash Shiroth Al Mustaqim (Ta'liq: Dr. Nashir bin 'Abdil Karim Al 'Aql, terbitan Wizarotusy Syu'un Al Islamiyah).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبُغُونَ ، فَخَالِفُوهُمْ

"Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka." (HR. Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103) Hadits ini menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan di antara bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban. (Iqtidho', 1/185)

Dalam hadits lain, Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka." (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho' [hal. 1/269] mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman dalam Irwa'ul Gholil no. 1269). Telah jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.

Kerusakan Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman

Allah Ta'ala sendiri telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Semoga ayat berikut bisa menjadi renungan bagi kita semua.

Allah Ta'ala berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

"Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya." (QS. Al Furqon [25]: 72)

Ibnul Jauziy dalam Zaadul Maysir mengatakan bahwa ada 8 pendapat mengenai makna kalimat "tidak menyaksikan perbuatan zur", pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan karena pendapat-pendapat tersebut hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur. Di antara pendapat yang ada mengatakan bahwa "tidak menyaksikan perbuatan zur" adalah tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Inilah yang dikatakan oleh Ar Robi' bin Anas.

Jadi, ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk 'aib (Lihat Iqtidho', 1/483). Jadi, merayakan Valentine's Day bukanlah ciri orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.

Kerusakan Ketiga: Mengagungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat Nanti

Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

مَتَّى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ

"Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?"

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam berkata,

مَا أَعْدَدْتَ لَهَا

"Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?"

Orang tersebut menjawab,

مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

"Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya."

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam berkata,

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

"(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,

فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - � أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

"Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: Anta ma'a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai)."

Anas pun mengatakan,

فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

"Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan 'Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka."

Bandingkan, bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda. Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang ketika itu. Lihatlah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas: "Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai". Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir?

Siapa yang mau dikumpulkan di hari kiamat bersama dengan orang-orang kafir[?] Semoga menjadi bahan renungan bagi Anda, wahai para pengagum Valentine!

Kerusakan Keempat: Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus Dalam Kesyirikan dan Maksiat

"Valentine" sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: "Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa". Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. (Dari berbagai sumber)

Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi "To be my valentine (Jadilah valentineku)", berarti sama dengan kita meminta orang menjadi "Sang Maha Kuasa". Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.

Kami pun telah kemukakan di awal bahwa hari valentine jelas-jelas adalah perayaan nashrani, bahkan semula adalah ritual paganisme. Oleh karena itu, mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang kafir lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma' kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah (1/441, Asy Syamilah). Beliau rahimahullah mengatakan, "Adapun memberi ucapan selamat pada syi'ar-syi'ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal atau selamat hari valentine, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma' (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, 'Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu', atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya."

Kerusakan Kelima: Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina

Perayaan Valentine's Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.

Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang. Na'udzu billah min dzalik.

Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah Ta'ala berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al Isro' [17]: 32)

Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan 'Janganlah melakukannya'. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.

Kerusakan Keenam: Meniru Perbuatan Setan

Menjelang hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar berbuah pahala. Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti daripada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk Indonesia, hanya demi merayakan hari Valentine. Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah,

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan." (QS. Al Isro' [17]: 26-27). Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini. Ibnu Mas'ud dan Ibnu 'Abbas mengatakan, "Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru." (Lihat Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim)

Penutup

Itulah sebagian kerusakan yang ada di hari valentine, mulai dari paganisme, kesyirikan, ritual Nashrani, perzinaan dan pemborosan. Sebenarnya, cinta dan kasih sayang yang diagung-agungkan di hari tersebut adalah sesuatu yang semu yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama. Perlu diketahui pula bahwa Valentine's Day bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam melainkan juga oleh agama lainnya. Sebagaimana berita yang kami peroleh dari internet bahwa hari Valentine juga diingkari di India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Alasannya, karena hari valentine dapat merusak tatanan nilai dan norma kehidupan bermasyarakat. Kami katakan: "Hanya orang yang tertutup hatinya dan mempertuhankan hawa nafsu saja yang enggan menerima kebenaran."

Oleh karena itu, kami ingatkan agar kaum muslimin tidak ikut-ikutan merayakan hari Valentine, tidak boleh mengucapkan selamat hari Valentine, juga tidak boleh membantu menyemarakkan acara ini dengan jual beli, mengirim kartu, mencetak, dan mensponsori acara tersebut karena ini termasuk tolong menolong dalam dosa dan kemaksiatan. Ingatlah, Setiap orang haruslah takut pada kemurkaan Allah Ta'ala. Semoga tulisan ini dapat tersebar pada kaum muslimin yang lainnya yang belum mengetahui. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada kita semua.

Sumber: http://www.muslim.or.id